Trik Tiga Kartu
2017/05/05
This is an Indonesian translation for the first part of Three-Card Trick, an interactive fiction by Chandler Groover. // Ini terjemahan bahasa Indonesia untuk bagian pertama game fiksi interaktif Three-Card Trick karya Chandler Groover.
Kata mereka ini tidak mungkin. Atau setidaknya, walaupun mungkin, tidak ada yang bisa melakukannya, yang artinya juga sama saja.
Lalu seseorang melakukannya.
Bukan trik dua kartu. Oh, tidak. Itu sudah ketinggalan zaman. Semua orang terpukau, dan memang semua orang harus terpukau. Ini memang memukau. Ketidakmungkinan dipecahkan. Pikiran didobraki. Hati dimenangkan. Kamu melewati batas yang tak akan terbayangkan oleh orang lain, dan begitulah kamu ingin mereka menganggapinya. Biarkan mereka menebak-menebak. Dan juga, jaga reputasimu sebagai pesulap paling terkenal di sini.
Dan itu tidak akan terjadi, jika kamu tidak mengusir si amatiran ini. Semua orang mengira ia punya bakat atau keterampilan yang tak kau punya.
Kampret!
Kamu tahu apa yang ia punya, dan sebentar lagi itu pun akan jadi milikmu. Ini sama sekali bukan bakat ataupun keterampilan. Butuh lebih dari kedua itu untuk bisa melakukan apa yang ia sebut dengan sok sok sebagai…
Trik Tiga Kartu
Karya Chandler Groover
Di Pameran (dalam tendamu (di atas kursimu))
Kamu sudah berjam-jam duduk di sini, dan masih tidak ada yang datang. Di atas meja, kartumu tertumpuk rapi dan mengumpulkan debu. Oke oke, mereka tidak benar-benar mengumpulkan debu, tetapi mereka jelas menarik lebih banyak debu daripada penonton. Bahkan bisa dibilang kamu tidak akan mendapat satupun penonton selama Ivan masih bekerja. Sore ini kamu habiskan melihat para pengunjung terhisap ke tendanya.
Sudah cukup. Saatnya pergi ke sana dan memergoki penipu itu.
berdiri
Kamu berdiri dari kursimu.
ke luar
Belum ada satupun penonton hari ini, dan itu tidak akan berubah tanpa sedikit strategi. Tapi kamu tetap memasang tanda “Istirahat makan siang” di mejamu sebelum pergi. Kalau-kalau saja.
Di Pameran
Ah ya, pameran, ketika keberuntunganmu dipertaruhkan setiap musim. Ramai seperti pasar ikan, dipenuhi terlalu banyak tukang sulap dengan terlalu banyak harapan. Mereka berjajar sejauh mata memandang. Tetapi sebenarnya ada urutan tersembunyi: jika mendongak ke atas, kamu bisa melihat bintang-bintang bertaburan di atas kubah kaca gedung ini, dan lantai pameran diatur sesuai konstelasinya. Tahu lah, geometri sakti. Itulah mengapa penting sekali tendamu berada di tengah (tempat paling cocok untukmu) dan tenda Ivan juga berada di tengah (tempat yang sangat tidak cocok untuknya).
Ada kerumunan di tendanya. Tanpa bermaksud pun, kamu bisa mendengar pembicaraan mereka.
“Aku belum pernah melihat yang seperti itu dalam hidupku!” kata seorang wanita. “Bagaimana ia bisa?”
“Tak bisa kubayangkan,” kata yang lain. “Benar-benar memukaukan pikiran!”
masuk ke tenda Ivan
Di Pameran (dalam tenda Ivan)
Di dalam tenda, para wanita memberimu jalan, membuka seperti gorden untuk mempelihatkan keajaiban di depan: Ivan duduk di mejanya dengan gadis kasmaran di depannya. Ia menutup mulutnya dengan satu tahan seperti ia tak bisa memercayainya apa yang baru saja dilihatnya, dan wanita-wanita lain bertepuk tangan. Sementara itu, Ivan sedang mengocok ulang kartunya dengan senyuman yang sangat ingin kau hapus.
“Wah, tidak disangka-sangka!” serunya ketika ia melihatmu. “Morgan yang Hebat! Datang untuk bersungkawa, sayang? Sepertinya sudah tidak ada yang tertarik dengan trik dua kartu ya… pasti kesepian di tenda kecilmu.”
Semua orang menatapmu sekarang. Kamu menunggu hingga detik ini untuk berbicara dengan Ivan, dan ini akan sangat sepadan. Ini harusnya akan sangat sepadan.
pergoki ivan
“Kau tukang ngibul,” katamu pada Ivan. “Pembual, pengecoh. Kamu tidak mungkin melakukan trik tiga kartu. Kamu hanya menipui penggemarmu. Dan kamu menamai dirimu Ipan si Penomenal. Ipan si Penipu, kali!”
Hmm, hanya itu saya? Pidato itu terdengar lebih keren di dalam kepalamu, tapi tak apalah. Para penonton sudah siap menggosip. Mereka mengipas-ngipas, mengangkat punggung tangan ke dahi, dan tampak seperti akan pingsan. Tetapi Ivan hanya tersenyum.
“Apa itu tantangan, sayang?” ia bertanya, suaranya seperti pelumas. “Baiklah. Akan aku lakukan trik itu sekarang, dan kalau itu hanya tipuan, kamu bisa membongkarnya. Bagaimana?”
“Kau akan menyesal,” katamu.
“Lihat saja nanti. Tapi pertama, apa kamu ingin mengecek pakaianku, mejaku, kartuku? Cek saja. Aku tidak menyembunyikan apapun. Atau, seperti yang kita pesulap suka bilang, tidak ada kartu tersembunyi di lengan bajuku.”
Dia berdiri dan melebarkan lengannya, seperti mengatakan: Coba saja, kau tak akan menang.
to be continued